Musa bukan dokter. Tapi pria 33 tahun ini telah melakukan penelitian kecil-kecilan tentang hubungan antara kurang minum air putih dan daya ingat siswa. Guru kelas satu di Sekolah Dasar Negeri Legundi II, Gunung Kidul, Yogyakarta, ini selama hampir tiga tahun mengamati perilaku murid-muridnya. Biasanya, setelah waktu istirahat pertama, sebagian siswa, terutama siswa laki-laki, sulit menangkap pelajaran. Banyak hafalan terlupa, konsentrasi mereka pun berkurang. Setelah diamati lebih saksama, Musa menyimpulkan daya ingat melemah akibat siswa kurang cairan setelah mereka menghabiskan waktu istirahat dengan bermain bola atau beraktivitas fisik sampai peluh bercucuran. "Masuk kelas lagi memang keringat sudah kering, tapi para murid kelihatan loyo," katanya. Coba-coba, Musa mewajibkan para siswa minum air putih sebelum masuk kelas. Hasilnya, kemampuan mengingat mereka meningkat. Murid-murid pun menerima pelajaran yang dijelaskan Musa dengan lebih baik.
Ketua Umum Persatuan Peminat Gizi dan Pangan (PerGizi Pangan) Indonesia Hadiansyah punya penjelasan tentang kondisi yang dialami murid Musa. "Dehidrasi memang bisa mengakibatkan memory loss sementara," katanya dalam keterangan pers pembukaan Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) XI di Bandung, Senin dua pekan lalu. Perlu diketahui bahwa kehilangan hanya 2 persen cairan tubuh (60-70 persen dari bagian tubuh kita terdiri atas zat cair) bisa mengacaukan ingatan jangka pendek. Seseorang juga bisa mengalami kesulitan menghitung sederhana dan susah berkonsentrasi karena hal itu. "Pokoknya memperlambat ingatan," tutur Hadiansyah.
Kinerja otak yang terganggu karena kurangnya asupan air memang sangat masuk akal, karena proporsi air di dalam otak mencapai 80 persen. Sebagian besar dari bagian otak sangat bergantung pada air. "Jika kekurangan air, komunikasi di otak akan terganggu," ujar Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor itu. Ketika tubuh kekurangan air, jumlah cairan di otak akan menurun, sehingga asupan oksigen dan gizi ke otak pun berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi pasif, tidak berkembang, bahkan bisa menciut. Dalam kondisi itu otak tidak berfungsi baik, terutama fungsi kognitifnya. Karena begitu pentingnya asupan air minum bagi kesehatan-namun sering disepelekan-Ikatan Ahli Kesehatan memperjuangkan untuk memasukkan air minum pada pedoman gizi seimbang, menambah patokan lama: empat sehat lima sempurna. Dengan demikian, pentingnya asupan air putih lebih diperhatikan si remaja, juga orang tua dan guru.
Menurut penelitian yang pernah dilakukan Hadiansyah pada 2008, kebiasaan minum air putih di kalangan remaja memang memprihatinkan. Dari 194 orang responden asal Bandung Barat dan 209 orang dari Jakarta Utara, hanya 21,4 persen yang mengetahui manfaat air bagi tubuh. Lihat yang terjadi pada Zain Romanov, 13 tahun. Cairan yang masuk ke tubuhnya adalah teh kemasan dan minuman bersoda. Dia ogah minum air putih karena membuatnya mual. Namun, akibatnya, daya ingat dan kemampuan berpikirnya menurun dengan pasti. SMP idaman pun tak dapat dia raih. Memang mungkin kekurangan cairan bukan satu-satunya penyebab penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir Zain. Namun kebiasaan ogah minum air putih pasti turut andil. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris awal tahun ini, dehidrasi memang mempengaruhi ukuran otak dan cara kerjanya. "Ada pengerutan jaringan otak," kata peneliti Matthew Kempton dan Ulrich Ettinger dari Institute of Psychiatry di King's College London. Besar pengerutannya setara dengan penuaan selama 14 bulan, atau pada orang yang menderita alzheimer selama dua setengah bulan.
Gangguan kinerja otak berupa kehilangan ingatan sementara itu hanyalah satu dari sekian banyak dampak buruk dehidrasi di kalangan remaja. Sudah banyak penelitian yang membuktikan hal itu. Berbagai kerusakan pada organ tubuh dan fungsinya niscaya terjadi bila malas minum air putih dibiarkan terus-menerus. Padahal kebutuhan tubuh akan air putih adalah delapan gelas per hari. Mengapa? Karena dampak dehidrasi langsung menyerang sel di tubuh kita. Airlah yang membuat sel tubuh solid dan bersatu, karena air membuat lapisan sel memproduksi ion hidronium, yang menjadikan air berfungsi seperti lem atau perekat antarsel. Dalam kondisi seperti ini, efisiensi protein dan enzim pun meningkat. Sebaliknya, bila sel mengalami dehidrasi, metabolisme pun terganggu. Dehidrasi berdampak buruk pada metabolisme gula, daya tahan tubuh, dan proses detoksifikasi.
Dehidrasi juga sangat mempenga-ruhi aliran getah bening (cairan limfa)-cairan interstitial, berupa plasma darah yang keluar dari pembuluh darah dan beredar sebagai cairan ekstraseluler. Bila asupan air kurang, arus getah bening pun terhambat, bahkan mogok. Padahal cairan limfa berfungsi mempermudah pertukaran nutrisi antara darah dan jaringan tubuh-jaringan inilah yang membentuk organ tubuh. Jadi "empat sehat dan lima sempurna" saja tidaklah cukup, meskipun setengah dari kebutuhan air biasanya ada pada makanan kita. Kecukupan asupan air putih sangat perlu ditepati sejak anak-anak. Kecerewetan seperti yang dilakukan Nila Puspita, 38 tahun, terhadap Rani, anaknya yang berusia 15 tahun, perlu ditiru. Nila hafal benar, bila Rani mulai lambat berpikir, pasti dia kumat malas minum air putih. "Biasanya jadi lemas dan pemalas," kata Nila, yang yakin bahwa memaksa anak minum air putih itu wajib hukumnya.
Ketua Umum Persatuan Peminat Gizi dan Pangan (PerGizi Pangan) Indonesia Hadiansyah punya penjelasan tentang kondisi yang dialami murid Musa. "Dehidrasi memang bisa mengakibatkan memory loss sementara," katanya dalam keterangan pers pembukaan Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) XI di Bandung, Senin dua pekan lalu. Perlu diketahui bahwa kehilangan hanya 2 persen cairan tubuh (60-70 persen dari bagian tubuh kita terdiri atas zat cair) bisa mengacaukan ingatan jangka pendek. Seseorang juga bisa mengalami kesulitan menghitung sederhana dan susah berkonsentrasi karena hal itu. "Pokoknya memperlambat ingatan," tutur Hadiansyah.
Kinerja otak yang terganggu karena kurangnya asupan air memang sangat masuk akal, karena proporsi air di dalam otak mencapai 80 persen. Sebagian besar dari bagian otak sangat bergantung pada air. "Jika kekurangan air, komunikasi di otak akan terganggu," ujar Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor itu. Ketika tubuh kekurangan air, jumlah cairan di otak akan menurun, sehingga asupan oksigen dan gizi ke otak pun berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi pasif, tidak berkembang, bahkan bisa menciut. Dalam kondisi itu otak tidak berfungsi baik, terutama fungsi kognitifnya. Karena begitu pentingnya asupan air minum bagi kesehatan-namun sering disepelekan-Ikatan Ahli Kesehatan memperjuangkan untuk memasukkan air minum pada pedoman gizi seimbang, menambah patokan lama: empat sehat lima sempurna. Dengan demikian, pentingnya asupan air putih lebih diperhatikan si remaja, juga orang tua dan guru.
Menurut penelitian yang pernah dilakukan Hadiansyah pada 2008, kebiasaan minum air putih di kalangan remaja memang memprihatinkan. Dari 194 orang responden asal Bandung Barat dan 209 orang dari Jakarta Utara, hanya 21,4 persen yang mengetahui manfaat air bagi tubuh. Lihat yang terjadi pada Zain Romanov, 13 tahun. Cairan yang masuk ke tubuhnya adalah teh kemasan dan minuman bersoda. Dia ogah minum air putih karena membuatnya mual. Namun, akibatnya, daya ingat dan kemampuan berpikirnya menurun dengan pasti. SMP idaman pun tak dapat dia raih. Memang mungkin kekurangan cairan bukan satu-satunya penyebab penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir Zain. Namun kebiasaan ogah minum air putih pasti turut andil. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris awal tahun ini, dehidrasi memang mempengaruhi ukuran otak dan cara kerjanya. "Ada pengerutan jaringan otak," kata peneliti Matthew Kempton dan Ulrich Ettinger dari Institute of Psychiatry di King's College London. Besar pengerutannya setara dengan penuaan selama 14 bulan, atau pada orang yang menderita alzheimer selama dua setengah bulan.
Gangguan kinerja otak berupa kehilangan ingatan sementara itu hanyalah satu dari sekian banyak dampak buruk dehidrasi di kalangan remaja. Sudah banyak penelitian yang membuktikan hal itu. Berbagai kerusakan pada organ tubuh dan fungsinya niscaya terjadi bila malas minum air putih dibiarkan terus-menerus. Padahal kebutuhan tubuh akan air putih adalah delapan gelas per hari. Mengapa? Karena dampak dehidrasi langsung menyerang sel di tubuh kita. Airlah yang membuat sel tubuh solid dan bersatu, karena air membuat lapisan sel memproduksi ion hidronium, yang menjadikan air berfungsi seperti lem atau perekat antarsel. Dalam kondisi seperti ini, efisiensi protein dan enzim pun meningkat. Sebaliknya, bila sel mengalami dehidrasi, metabolisme pun terganggu. Dehidrasi berdampak buruk pada metabolisme gula, daya tahan tubuh, dan proses detoksifikasi.
Dehidrasi juga sangat mempenga-ruhi aliran getah bening (cairan limfa)-cairan interstitial, berupa plasma darah yang keluar dari pembuluh darah dan beredar sebagai cairan ekstraseluler. Bila asupan air kurang, arus getah bening pun terhambat, bahkan mogok. Padahal cairan limfa berfungsi mempermudah pertukaran nutrisi antara darah dan jaringan tubuh-jaringan inilah yang membentuk organ tubuh. Jadi "empat sehat dan lima sempurna" saja tidaklah cukup, meskipun setengah dari kebutuhan air biasanya ada pada makanan kita. Kecukupan asupan air putih sangat perlu ditepati sejak anak-anak. Kecerewetan seperti yang dilakukan Nila Puspita, 38 tahun, terhadap Rani, anaknya yang berusia 15 tahun, perlu ditiru. Nila hafal benar, bila Rani mulai lambat berpikir, pasti dia kumat malas minum air putih. "Biasanya jadi lemas dan pemalas," kata Nila, yang yakin bahwa memaksa anak minum air putih itu wajib hukumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar