Bagi anda yang pernah mengambil klas Organizational Behavior atau Leadership tentu tidak asing dengan gambar-gambar dibawah ini. Coba simak baik gambar 1 dibawah ini. Pertanyaannya : apakah garis-garis horizontalnya sejajar atau tidak?
Sebelum kita bahas jawaban pertanyaan pertama, coba simak lagi gambar 2 dibawah ini. Pertanyaannya sama: apakah garis-garis diagonal-nya sejajar atau tidak ?
Selintas garis-garis tersebut nampak bengkok-bengkok dan tidak sejajar. Nah, kalau anda penasaran, anda dapat mengambil penggaris dan mengukur jarak antara garis horizontal pada kuis 1 atau garis diagonal pada kuis 2. Ternyata jaraknya sama. Berarti garis-garis tersebut memang sejajar. Tetapi kenapa mata kita masih ingin mengatakan kalau garis-garis tersebut tidak sejajar. Apa yang terjadi disini? Ada 3 proses yang bekerja yang mempengaruhi pengamatan kita atas sesuatu obyek :
1. Optical illusion. Penempatan kotak-kotak hitam putih pada gambar 1 sedemikian rupa sehingga memberi ilusi seolah-olah garis-garis horizonatalnya bengkok-bengkok. Demikian pula yang terjadi pada gambar 2. Garis-garis pendek yang memotong garis diagonal memberi efek menarik atau merenggangkan garis diagonal, sehingga memberi efek tidak sejajar.
2. Distorsi terhadap obyek pokok. Obyek pokok yang harus kita amati adalah garis horizontal untuk gambar 1, tetapi kotak-kotak hitam-putih disekeliling obyek pokok mengganggu (distorsi) pengamatan kita. Begitu pula untuk gambar 2. Garis-garis pendek yang memotong garis diagonal mengganggu pengamatan kita sehingga kita tidak dapat segera melihat bahwa garis-garis sebetulnya sejajar. Fenomena ini banyak terjadi dikehidupan kita. Kita gagal melihat the main problem (masalah utama), karena ter-distorsi dengan masalah-masalah kecil disekelilingnya. Pembahasan masalah pemberantasan korupsi, kemacetan lalulintas, banjir, tawuran, sering kita berdebat soal-soal kecil sehingga mengaburkan masalah pokoknya.
3. Pertarungan otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan akal, logika, rasio, analisa. Otak kanan digunakan untuk memproses seni, musik, sastra, gambar, image. Otak kiri mencoba mencari jawaban dengan akal dan logika dengan cara mengukur secara eksak berapa jarak antara kedua garis-garis tersebut. Ternyata terbukti sama, sehingga logika menyimpulkan garis-garis tersebut sejajar. Otak kanan yang memproses image atau gambar mengatakan lain. Menurut otak kanan garis-garis tersebut tetap kelihatan bengkok dan tidak sejajar. Jadi ketika logika kita mengatakan sejajar, mata kita tetap ingin mengatakan tidak. Coba perhatikan kalau anda menonton TV berbahasa Inggris, seperti saluran CNN. Anda akan lebih mudah menangkap dan mengerti arti bahasa Inggrisnya kalau mata anda ditutup. Disini yang berfungsi hanya otak kiri, karena menterjemahkan bahasa adalah fungsi otak kiri. Ketika mata dibuka maka kedua sisi otak berfungsi, karena gambar TV adalah makanan otak kanan. Akibatnya dua sisi otak saling berebutan, menyebabkan lebih sulit untuk meterjemahkan dialog bahasa Inggrisnya.
Bagi yang langsung bisa melihat kalau garis-garis tersebut sejajar, maka berarti otak kirinya yang lebih dominan. Bagi yang tetap merasa bahwa garis-garis tadi bengkok-bengkok maka otak kanannya yang kuat. Menurut penelitian, pengusaha atau wiraswata justru mempunyai otak kanan yang dominan, karena mereka lebih banyak mengandalkan intuisinya untuk mengambil keputusdan. Kalau mengandalkan otak kiri, terlalu banyak perhitungan dan pertimbangan, akhirnya tidak berani mengambil keptusan investasi. Bill Gates tidak lulus sarjana, tatapi pada waktu itu dia sudah berani memutuskan untuk terjun ke bisnis tehnologi informasi karena visinya yang kuat. Kreativitas dimiliki oleh orang-orang yang otak kananya kuat. Begitu pula Oom Liem, sekolahnya hanya sampai SD.[source]
1. Optical illusion. Penempatan kotak-kotak hitam putih pada gambar 1 sedemikian rupa sehingga memberi ilusi seolah-olah garis-garis horizonatalnya bengkok-bengkok. Demikian pula yang terjadi pada gambar 2. Garis-garis pendek yang memotong garis diagonal memberi efek menarik atau merenggangkan garis diagonal, sehingga memberi efek tidak sejajar.
2. Distorsi terhadap obyek pokok. Obyek pokok yang harus kita amati adalah garis horizontal untuk gambar 1, tetapi kotak-kotak hitam-putih disekeliling obyek pokok mengganggu (distorsi) pengamatan kita. Begitu pula untuk gambar 2. Garis-garis pendek yang memotong garis diagonal mengganggu pengamatan kita sehingga kita tidak dapat segera melihat bahwa garis-garis sebetulnya sejajar. Fenomena ini banyak terjadi dikehidupan kita. Kita gagal melihat the main problem (masalah utama), karena ter-distorsi dengan masalah-masalah kecil disekelilingnya. Pembahasan masalah pemberantasan korupsi, kemacetan lalulintas, banjir, tawuran, sering kita berdebat soal-soal kecil sehingga mengaburkan masalah pokoknya.
3. Pertarungan otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan akal, logika, rasio, analisa. Otak kanan digunakan untuk memproses seni, musik, sastra, gambar, image. Otak kiri mencoba mencari jawaban dengan akal dan logika dengan cara mengukur secara eksak berapa jarak antara kedua garis-garis tersebut. Ternyata terbukti sama, sehingga logika menyimpulkan garis-garis tersebut sejajar. Otak kanan yang memproses image atau gambar mengatakan lain. Menurut otak kanan garis-garis tersebut tetap kelihatan bengkok dan tidak sejajar. Jadi ketika logika kita mengatakan sejajar, mata kita tetap ingin mengatakan tidak. Coba perhatikan kalau anda menonton TV berbahasa Inggris, seperti saluran CNN. Anda akan lebih mudah menangkap dan mengerti arti bahasa Inggrisnya kalau mata anda ditutup. Disini yang berfungsi hanya otak kiri, karena menterjemahkan bahasa adalah fungsi otak kiri. Ketika mata dibuka maka kedua sisi otak berfungsi, karena gambar TV adalah makanan otak kanan. Akibatnya dua sisi otak saling berebutan, menyebabkan lebih sulit untuk meterjemahkan dialog bahasa Inggrisnya.
Bagi yang langsung bisa melihat kalau garis-garis tersebut sejajar, maka berarti otak kirinya yang lebih dominan. Bagi yang tetap merasa bahwa garis-garis tadi bengkok-bengkok maka otak kanannya yang kuat. Menurut penelitian, pengusaha atau wiraswata justru mempunyai otak kanan yang dominan, karena mereka lebih banyak mengandalkan intuisinya untuk mengambil keputusdan. Kalau mengandalkan otak kiri, terlalu banyak perhitungan dan pertimbangan, akhirnya tidak berani mengambil keptusan investasi. Bill Gates tidak lulus sarjana, tatapi pada waktu itu dia sudah berani memutuskan untuk terjun ke bisnis tehnologi informasi karena visinya yang kuat. Kreativitas dimiliki oleh orang-orang yang otak kananya kuat. Begitu pula Oom Liem, sekolahnya hanya sampai SD.[source]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar