Hakikat syaitan sebagai musuh manusia diulangi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala beberapa kali di dalam al-Qur’an. Semuanya bagi memperingatkan kita tentang musuh yang nyata ini:
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam dengan utuh; dan janganlah kamu mengikuti jejak langkah syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah 2:208]
Permusuhan syaitan kepada kita, manusia, bukanlah sesuatu yang berlaku secara sekali sekala. Ia adalah sesuatu yang berterusan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam dengan utuh; dan janganlah kamu mengikuti jejak langkah syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah 2:208]
Permusuhan syaitan kepada kita, manusia, bukanlah sesuatu yang berlaku secara sekali sekala. Ia adalah sesuatu yang berterusan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ…Sesungguhnya syaitan hadir di sisi seseorang kalian pada setiap sesuatu yang kalian lakukan…
Maka permusuhan syaitan ditujukan kepada kita dalam semua suasana dan perbuatan seperti tidur, mandi, makan, perbualan, pemandangan, pendengaran, pekerjaan, gerak hati, pemikiran, wudhu’, solat, puasa, haji dan berbagai lagi. Bahkan ketika saya sedang menartikel ini, syaitan ada bersama untuk mengganggu tumpuan atau menabur keraguan. Tidak sekadar itu, permusuhan syaitan kepada kita berlaku dalam bentuk yang berbeda-beda, antaranya:
- Bagi orang yang rajin beribadah, syaitan menipunya dengan suruhan beribadah saja sehingga dia melalaikan tugas kerja.
- Bagi orang yang rajin kerja, syaitan menipunya dengan suruhan kerja saja sehingga dia melalaikan agamanya. Bentuk pertama dan kedua ini telah nyata dan terjadi pada masa kini sehingga sulit untuk ditemukan seorang yang profesional dari sudut kerjanya dan agama.
- Bagi orang yang berpendidikan tinggi, syaitan menakut-nakutkan mereka agar tidak mendalami ilmu-ilmu agama. Ini juga amat lazim berlaku sekarang ini dimana ramai umat Islam yang telah mencapai tahap pendidikan yang tinggi tetapi dalam urusan agama, ilmu mereka masih sekadar apa yang dipelajari di bangku sekolah. Dalam kerjaya, mereka berpegang teguh kepada disiplin dalil dan perkataan, akan tetapi disiplin yang sama tidak mereka terapkan dalam agama.
- Bagi orang yang berpendidikan rendah, syaitan membangkitkan teori-teori kosong kepada mereka agar kelihatan bijak.
- Bagi orang yang memiliki semangat tinggi memperjuangkan Islam, syaitan memberi janji kosong kepada mereka bahwa dengan melakukan sekian-sekian cara dan manhaj, perjuangan mereka akan memperoleh kesuksesan. Padahal kita tahu bahwa tidak ada kesuksesan dalam perjuangan melainkan dengan mengikuti cara dan manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Bagi orang yang memiliki pemikiran yang cemerlang, syaitan menghiasi mereka dengan teori-teori yang canggih. Orang-orang seperti ini banyak kita temui sekarang ini dimana mereka bercakap dengan nada Islam tetapi dengan isi kandungan yang menafikan ketuhanan (ateis), kemusyrikan dan kekufuran.
- Bagi orang yang memiliki pemikiran yang sederhana, syaitan menakut-nakutkan mereka agar tidak berganjak dari pandangan agama yang dipegang sejak turun temurun. Maka sumber agama berubah dari al-Qur’an dan al-Sunnah kepada yang lazim dan tradisi. Apabila ditegur atau dipaparkan sesuatu yang baru, mereka menolak dengan alasan-alasan yang tidak ilmiah.
Demikian sekadar tujuh bentuk permusuhan yang dilakukan oleh syaitan kepada kita. Bentuk-bentuk permusuhan syaitan sulit untuk dihitung. Ia akan melakukan segala cara untuk mencapai empat objektifnya yang utama, iaitu:
- Menyesatkan manusia.
- Mengkafirkan manusia.
- Memusyrikkan manusia.
- Menjadikan manusia penghuni neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar