TIAP HARI DIPAKSA LAYANI TAMU HOTEL
Diiming-imingi jadi baby sitter di Banyuwangi, gadis desa usia 14 tahun ini malah dijadikan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pontianak. Karena tak tahan, setelah tiga minggu dia melarikan diri.
KLIK - Detail Sebetulnya, keinginan untuk bekerja tak pernah terlintas di pikiran Ira (bukan nama sebenarnya, Red). Maklum, gadis belia asal dusun terpencil yang jarak tempuhnya sekitar tiga jam dari kota Banyuwangi (Jatim) ini masih ingin belajar bersama teman-teman sebayanya. Apalagi, prestasi sekolahnya cukup bagus. Bahkan, waktu naik ke kelas 2 SMP, Ira masuk peringkat empat besar di kelasnya.
Akan tetapi, kesempatan bekerja mendadak ada di depan mata. Suminem, tetangganya, sore itu mengatakan ada orang yang mau cari baby sitter. Kamis (25/7), oleh Suminem, Ira diperkenalkan pada Rocky Mountain alias Dady (26) dan Pipin, teman Dady. "Saya ditawari mengasuh anak Pak Dady yang berusia tiga tahun. Namanya Fadli," ujar Ira mengawali kisahnya, Jumat (5/9) di Lembaga Perlindungan Anak (LPA).
Ira langsung setuju. Apalagi, ia dijanjikan gaji Rp 500 ribu per bulan, sebuah jumlah yang cukup besar untuk ukuran dusunnya. Apalagi, Dady mengaku tinggal di Banyuwangi. "Kerja di sana, kan, tidak terlalu jauh dari rumah," lanjutnya. Usai perkenalan pertama, Rocky dan Pipin pulang.
Sebelum bekerja, Ira yang sejak kecil tak tahu di mana kedua orang tuanya sudah mendapat izin dari nenek dan kakak lelakinya. Dua hari kemudian, pukul 09.00, Ira dijemput Rocky, Pipin, dan Anto, kakak Rocky. Semula mereka berboncengan naik sepeda motor. Sampai di jalan raya, "Saya naik bus bersama Rocky. Pipin dan Anto tetap naik motor."
PENGALAMAN MENYAKITKAN
KLIK - Detail Tiba di Banyuwangi, Ira mengaku diajak ke rumah kakak Rocky. Di sana, Ira bertemu dengan Eva (26) istri Rocky, dan Fadli. Tak tahunya, sehari kemudian ia diajak ke Pontianak. "Saya sempat bingung. Apalagi, waktu Pak Rocky mengaku tinggal di Pontianak," papar bungsu dua bersaudara ini.
Kendati demikian, Ira mau saja diajak Rocky dan keluarganya. Tanpa pikiran buruk, Ira menuruti Rocky dan Eva yang mengajaknya ke Surabaya naik kereta. Sampai di sana, lagi-lagi Ira bingung karena diajak menuju Semarang. "Katanya, kapal yang menuju Pontianak belum ada. Selama lima hari saya tinggal di rumah orang tua Eva di Semarang."
Akhirnya, tanggal 4 Agustus silam, rombongan kecil ini berangkat naik kapal. Dua hari kemudian, mereka sampai di Pontianak. Ira lalu menjalankan tugas barunya memandikan dan menjaga Fadli. "Semula saya senang karena sikap mereka selama ini baik."
Yang membingungkan Ira, sehari kemudian ia diajak Rocky bekerja di hotel. Dadanya berdegup kencang ketika Rocky memintanya melayani tamu hotel. Bahkan, ia diajari Eva bagaimana cara menghadapi tamu. Tentu saja Ira menolak. "Waktu saya minta dipulangkan ke Banyuwangi, mereka bilang saya harus kerja dulu biar punya uang untuk pulang. Saya terpaksa nurut keinginannya."
Pagi itu, pengalaman menyakitkan harus dihadapi Ira. Ia diajak Eva "bekerja" di hotel. Hari itu, Ira baru tahu, ternyata Eva adalah PSK yang biasa mangkal di hotel itu. Sesampai di kamar hotel yang dipesan atas nama Rocky, datang seorang pria yang menjadi tamu pertamanya. "Saya mau melawan, tapi sia-sia."
Air mata Ira mengalir tatkala sadar kegadisannya telah terenggut. Yang lebih menyakitkan, hari itu, oleh Eva, Ira dipaksa melayani tujuh tamu lagi. "Saya dijemput Rocky jam tujuh malam," ujar Ira yang hari itu membawa uang Rp 420 ribu.
KABUR DARI RUMAH
Hari-hari selanjutnya, Ira merasa hidup dalam kegelapan. Bayangkan, setiap hari ia harus melayani 5 - 7 pria hidung belang. Ira mengaku amat tersiksa. Apalagi, dia tak bebas pergi. Ke mana-mana, ia selalu diawasi Rocky atau Eva.
Keluar rumah dan ngobrol dengan tetangga juga enggak boleh. Pintu rumah selalu ditutup dan rumah tak pernah sepi. Di hotel pun, saya enggak bebas karena banyak orang-orang Rocky berkeliaran. Keluar kamar hotel juga enggak boleh," ujar Ira.
Saat malam menjelang, Ira mena2ngis meratapi nasibnya yang demikian buruk. Sebenarnya, Ira ingin melarikan diri. Namun, ia tak berdaya lantaran tak sepeser pun memegang uang. "Semua uang yang saya dapat selalu diminta Rocky," ratapnya.
Seminggu "bekerja" di hotel, Ira kembali menyatakan keinginannya untuk pulang. Namun, Rocky malah membentaknya. "Katanya, kerja saya selama itu belum cukup untuk membayar ongkos perjalanan saya dari Banyuwangi ke Pontianak."
Ira mengaku tak tahan lagi hidup dalam cengkeraman Rocky. Keinginannya minggat dipicu pertemuannya dengan Lukas demikian ia minta disapa, salah satu anggota LPA yang menyamar jadi tamu. "Kami dapat informasi dari tamu hotel bahwa ada anak di bawah umur yang jadi PSK di hotel. Kami merasa wajib melindunginya," ujar Lukas yang menemani Ira saat wawancara.
Lukas menyamar jadi pria iseng agar dapat bertemu Ira. Dua kali bertemu, Lukas berjanji akan melindungi Ira bila bersedia kabur. Ia juga meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Begitulah, tiga minggu melayani pria nakal, Ira tak tahan lagi. Sepulang dari hotel, ia minggat dari rumah kontrakan Rocky. Kala itu, Rocky sedang mengembalikan sepeda motor yang disewanya tiap hari untuk antar-jemput Ira.
Saat malam menjelang, Ira mena2ngis meratapi nasibnya yang demikian buruk. Sebenarnya, Ira ingin melarikan diri. Namun, ia tak berdaya lantaran tak sepeser pun memegang uang. "Semua uang yang saya dapat selalu diminta Rocky," ratapnya.
Seminggu "bekerja" di hotel, Ira kembali menyatakan keinginannya untuk pulang. Namun, Rocky malah membentaknya. "Katanya, kerja saya selama itu belum cukup untuk membayar ongkos perjalanan saya dari Banyuwangi ke Pontianak."
Ira mengaku tak tahan lagi hidup dalam cengkeraman Rocky. Keinginannya minggat dipicu pertemuannya dengan Lukas demikian ia minta disapa, salah satu anggota LPA yang menyamar jadi tamu. "Kami dapat informasi dari tamu hotel bahwa ada anak di bawah umur yang jadi PSK di hotel. Kami merasa wajib melindunginya," ujar Lukas yang menemani Ira saat wawancara.
Lukas menyamar jadi pria iseng agar dapat bertemu Ira. Dua kali bertemu, Lukas berjanji akan melindungi Ira bila bersedia kabur. Ia juga meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Begitulah, tiga minggu melayani pria nakal, Ira tak tahan lagi. Sepulang dari hotel, ia minggat dari rumah kontrakan Rocky. Kala itu, Rocky sedang mengembalikan sepeda motor yang disewanya tiap hari untuk antar-jemput Ira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar