Sabtu, 08 Desember 2012

Biokimia>Mineral Makro


BAB I
PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang
Salah satu bentuk nutrisi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral. Seperti unsur makanan yang lain, mineral yang diperlukan untuk kelancaran aktivitas tubuh. Mineral makro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif besar dibandingkan kelompok mineral yang lain, kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang terjadi dalam tubuh.
                Dalam masyarakat, terdapat banyak informasi  dan pengetahuan tentang mineral makro, informasi tersebut tentunya tidak semuanya berupa fakta. Terdapat opini bahkan kesalahan dalam pengetahuan tentang mineral makro yang menyebar dalam masyarakat. Oleh karena itu, kami menghadirkan makalah ini untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada para pembaca agar dapat diterapkan dalam masyarakat.

I.2     Rumusan Masalah
1.    Apakah defenisi dari mineral makro ?
2.    Dari mana mineral makro bersumber ?
3.    Apa saja fungsi dari mineral makro ?
4.    Apa yang akan terjadi jika tubuh kekurangan ataupun kelebihan mineral makro ?
I.3     Tujuan
1.    Mampu mengetahui serta memahami defenisi dari mineral makro
2.    Mampu mengetahui serta memahami sumber dari mineral makro
3.    Mampu mengetahui serta memahami  fungsi dari mineral makro
4.    Mampu mengetahui serta memahami apa yang akan terjadi jika tubuh kekurangan ataupun kelebihan mineral makro














BAB II
PEMBAHASAN
Mineral Makro
II.1 Defenisi Mineral Makro
Terdapat sekitar 21 macam mineral yang diperlukan oleh tubuh, termasuk cromium (Cr) dan silicon (Si) yang dahulu dianggap sebagai kontaminan. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral merupakan bagian  dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Tubuh mempunyai beberapa cara mengontrol kadar mineral di dalamnya, yaitu dengan cara mengatur jumlah yang diserap dari saluran pencernaan, dan mengatur jumlah mineral yang ditahan oleh tubuh. Pengeluaran kelebihan mineral dapat dilakukan melalui ginjal (urine), hati (asam empedu) serta kulit (keringat).
Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan hewani. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial.
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.
Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F), bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan metaboliknya adalah: emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga), timah hitam (Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen lainnya.
Secara lebih spesifik, klasifikasi mineral makro, yaitu :
·  Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/ 100ml dengan rentang 9-11 mg/ 100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik. Hormon paatiroid mengatur kestabilan kadar kalsium ini dengan meknisme umpan balik. Pembentukan tulang dilakukan dengan bantuan osteoblas. Sebaliknya, mobilisasi kalsium dari tulang dilakukan dengan bantuan osteoklas yang merombak tulang dan melepaskan kalsium untuk dimasukkan ke darah, agar kadar kalsium darah tetap stabil.
Absorpsi dan Eskresi Kalsium
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.
Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium
1.    Pertumbuhan
2.    Kehamilan
3.    Menyusui
4.    Defisiensi kalsium
5.    Tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang.
6.    Semangkin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium.
7.    Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium.
8.    Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan.
9.    Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam.
Faktor-faktor yang menghambat Absorbsi Kalsium
1.    Kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif
2.    Asam oksalat
3.    Asam fitat
4.    Serat
5.    Stres mental dan stres fisik
6.    Proses menua
Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan
Angka kecukupan pangan dan gizi LIPI (1998) sebagai berikut:
-  Bayi                                   : 300-400 mg
-   Anak-anak                         : 500 mg
-  Remaja                             : 600-700 mg
-  Dewasa                             : 500-800 mg
-  Ibu Hamil & Menyusui       : + 400 mg
·  Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Fosfor di dalam tulang dan gigi berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium.
Absorsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisiensi sebagai fosfor bebas di dalam usus setalah dihidrolosis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari air susu ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dihidrolisis dari makanan oleh enzim alkali fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D.
Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
-  Bayi                                         : 200-250 mg
-  Anak-anak                                     : 250-400 mg
-  Remaja dan dewasa                       : 400-500 mg
-  Ibu hamil dan menyusui                : +200 – +300 mg
·  Kalium (K)
Kalium (potassium) merupakan ion bermuatan positif, kalium terutama terdapat di dalam sel. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular.
Absorbsi dan Ekskresi
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.
Perkiraan Kebutuhan Kalium
Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg sehari.
·  Sulfur (S)
Sulfur (belerang) terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin (B1 dan biotin), termasuk koenzim A.
Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu). Sulfur sebagai besar diekskresi melalui urin sebagai ion bebas SO4=. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di dalam plasma dalam konsentrasi rendah.
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila makan cukup mengandung protein.
·  Natrium (Na)
Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 30-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung banyak natrium.
Absorpsi dan metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorbsi secara pasif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah keginjal. Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mecapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi.
Perkiraan kebutuhan Na
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung Na yang dibutuhkan tubuh. Taksiran kebutuhan Na sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500mg. Kecukupan gizi yang dianjurkan: 2 g NaCl per hari untuk orang dewasa sama dengan kira-kira 5 g garam dapur.
·  Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pankreas yang merupakan komponen asam lambung.
Absorpsi dan Ekskresi klor
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.
Perkiraan kebutuhan Klor
Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir sebanyak 750 mg.


·  Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan interselular. Magnesium dalam tubuh sebagian besar terdapat dalam tulang dan gigi. Sisanya merupakan senyawa kompleks dengan Ca dan P. Sisanya terdapat di dalam otot dan dalam cairan tubuh, baik di dalam sel maupun di luar sel. Jaringan otot mengandung lebih banyak Mg dari pada Ca, sedangkan darah mengandung lebih banyak Ca dari pada Mg. Pada orang sehat, kadar Mg dalam darah mempunyai nilai konstan.
Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula ginjal.
Angka Kecukupan Magnesium
Kecukupan Mg rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar 4,5 mg/kg berat badan (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1998). Ini berarti kecukupan untuk orang dewasa laki-laki adalah 280 mg/hari dan untuk wanita dewasa 250 mg/hari.



    Tabel Klasifikasi Mineral Berdasarkan Jumlah Yang Diperlukan Oleh Tubuh
KELAS
ELEMEN
% BERAT TUBUH
JUMLAH DALAM TUBUH
Elemen makro
(> 0,005 % berat tubuh)
Kalsium (Ca)
1,5 – 2,2
1,02 kg
Fosfor (P)
0,8 – 1,2
0,68 kg
Kalium (K)
0,35
0,27 kg
Belerang/ Sulfur (S)
0,25
0,20 kg
Natrium (Na)
0,15
Klor (Cl)
0,15
0,14 kg
Magnesium (Mg)
0,05
0,025 kg
Elemen Mikro (< 0,005 % berat tubuh)
Zat besi (Fe)
0,004
4,5 g
Seng (Zn)
0,002
1,9 g
Selenium (Se)
0,0003
0,013 g
Mangan (Mn)
0,0002
0,016 g
Tembaga (Cu)
0,00015
0,125 g
Iodium (I)
0,00004
0,015 g
Molibdenum (Mo)
0,0002
Kobalt (Co)
0,00003
Kromium (Cr)
0,00003
Silikon (Si)
Vanadium (Va)
0,00045
Nikel (Ni)
0,00023
Arsen (As)

Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh, namun tidak semua dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya adalah tingkatan/ jumlah zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral, yaitu:
·       Kebutuhan tubuh
Tubuh menyerap mineral sesuai dengan kebutuhannya, misalnya seseorang yang kurang Ca akan menyerap Ca lebih banyak dari pada orang yang kadar Ca nya normal. Wanita dewasa menyerap Fe lebih banyak dari pada laki-laki dewasa karena kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada laki-laki.
·         Derajat Keasaman (pH) sistem pencernaan
Derajat keasaman sistem pencernaan mempengaruhi ketersediaan biologik zat besi. Derajat keasaman yang tinggi akan meningkatkan penyerapan zat besi, karena keasaman membuat zat besi Feri (Fe3+) menjadi fero (Fe2+), bentuk yang mudah diserap oleh sistem pencernaan dan sebaliknya.
·         Interaksi mineral dengan mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologiknya. Contohnya magnesium, kalium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2. kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi, kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.
·         Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Koenzim tiamin (Vit.B1) membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien.
·         Interaksi serat makanan dengan mineral
Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium, zat besi, seng dan magnesium.
·         Adanya senyawa-senyawa lain
Ketersediaan biologik mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serealia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi.
II.2 Sumber Mineral Makro
Sumber-sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral daripada makanan nabati.
Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh namun tidak semuanya dipat dimanfaatkan.
Sedangkan sumber mineral makro secara spesifik berdasarkan klasifikasinya yaitu :
· Natrium (Na)
Garam dapur (NaCl), MSG, kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur
· Klor (Cl)
Garam dapur, makanan hasil laut, daging, susu, telur.
· Kalium (K)
Daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan mentah/segar).
· Kalsium (Ca)
Susu, keju, kuning telur, kangkung/ sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan dan hasil olahannya, udang.
· Fosfor (P)
Makanan kaya protein: daging, ikan, telur, Susu, keju, unggas, kacang-kacangan.
· Magnesium (Mg)
Sayuran hijau, Tepung gandum, kakao, kacang-kacangan, daging, makanan dari laut dan susu
· Sulfur (S)
Susu, telur, daging, keju dan kacang-kacangan. Sumber utama sulfur adalah protein yang mengandung asam amino metionin dan sistein, baik hewani maupun protein nabati.

II.3 Fungsi Mineral Makro
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:
1.    Mempertahankan keseimbangan Asam-basa, memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaa mineral pembentuk asam (acid forming elements), yaitu Cl, S dan P dan mineral pembentuk basa (base forming elements), yaitu Ca, Mg, K, dan Na.
2.    Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
3.    Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor
4.    Membantu memelihara keseimbangan air tubuh
5.    Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh
6.    Sebagai bagian cairan usus
7.    Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya
Secara lebih spesifik, fungsi mineral makro berdasarkan pengklasifikasiannya, yaitu :
·  Natrium (Na)
1.    Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (ekstrasel).
Na yang mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah Na di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan Na dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah.
2.    Menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
3.    Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf. Berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontaksi otot.
4.    Berperan dalam absorpsi glukosa
5.    Berperan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus
·  Klor (Cl)
1.    Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.    Memelihara suasana asam di dalam lambung.
3.    Mempertahankan keseimbangan asam basa Kalium (K)
·  Kalium (K)
1.    Bersama Natrium:  Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa
2.    Bersama Kalsium: berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot.
3.    Dalam sel: katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein).
·  Kalsium (Ca)
1.    Pembentukan Tulang : sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai tempat penyimpanan kalsium
2.    Pembentukan Gigi
3.    Mengatur pembekuan darah
4.    Katalisator reaksi-reaksi biologik: absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh pankreas, dll
5.    Kontraksi otot
6.    Meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator membran & transmisi ion melalui membran organela sel.
7.    Memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission)
8.    Mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase, ATP-ase
·  Fosfor (P)
1.    Bersama Ca dan Mg berperan dalam pembentukan tulang dan gigi
2.    Mengatur pengalihan energi. Dalam metabolisme KH (daur Krebs) membentuk ATP (adenosin trifosfat) dan ADP (adenosin difosfat)
3.    Absorbsi dan transportasi zat gizi. Mengangkut lemak hasil penyerapan usus, masuk ke saluran darah dialirkan ke seluruh tubuh.
4.    Bagian dari ikatan tubuh esensial. Merupakan bagian asam nukleat DNA dan RNA, yaitu senyawa yang membawa faktor keturunan/ gen yang terdapat dalam inti sel.
5.    Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer, untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
·  Magnesium (Mg)
1.   Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik.
2.   Di dalam sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot.
3.   Magnesium mencegah pembekuan darah, sedangkan Ca mempercepat pembekuan darah.
4.   Magnesium berperan mengendorkan otot. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi.
·  Sulfur (S) 
1.    Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya untuk membentuk protein stabil.
2.    Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim membutuhkan gugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk melakukan aktivasinya. Dengan demikian sulfur berperan dalam proses oksidasi-reduksi atau pernafasan jaringan berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa dengan ko-enzim A.
3.    Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif bersenyawa dengan racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya, kemudian dikeluarkan melalui urin.

II.4 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Mineral Makro
Dampak kelebihan dan kekurangan mineral makro sesuai dengan pengklasifikasian mineral makro :
· Natrium (Na)
1.    Akibat Kekurangan Na
Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan Na dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan diet yang sangat terbatas Na.
2.    Akibat Kelebihan Na
Kelebihan Na dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi.
· Klor (Cl)
1.    Akibat Kekurangan Cl
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebih. ASI mengandung lebih banyak klorida dari pada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan susu formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian.
2.    Akibat Kelebihan Cl
Kelebihan Cl dapat membuat muntah.
· Kalium (K)
1.      Akibat Kekurangan K
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-muntah, diare kronis, kebanyakan menggunakan obat pencuci perut/ laxans) atau ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung akan berdebar detaknya dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah.
2.      Akibat Kelebihan K
Hiperkalemi akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.
· Kalsium (Ca)
1.      Akibat Kekurangan Ca
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Bila terjadi luka, pembekuan darah sangat lambat. Pada orang dewasa terjadi osteoporosis. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun. Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.
2.      Akibat Kelebihan Ca
Konsumsi Ca yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar (konstipasi) dan mengganggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng dan tembaga. Kelebihan Ca dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko terkena hypercalcemia, pembentukan batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari.
· Fosfor (P)
1.      Akibat Kekurangan P
Jarang terjadi kekurangan. Kekurangan bisa terjadi bila menggunakan obat antasida (untuk menetralkan asam lambung). Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang/ mineralisasi tulang terganggu, pertumbuhan terhambat, rakhitis, osteomalasia. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.
2.      Akibat Kelebihan P
Kelebihan P Jarang terjadi. Penggunaan fosfor oleh tubuh salah satunya ditentukan oleh rasio antara kalsium dan fosfor, yang idealnya bagi remaja dan orang dewasa adalah 1:1 kelebihan fosfor terjadi bila rasio kalsium fosfor lebih kecil dari ½ atau 1:2 kelebihan fosfor dapat mengganggu penyerapan mineral seperti tembaga dan seng serta dapat pula memicu timbulnya hypocalcemia. Bila kadar P darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga menimbulkan kejang.
· Magnesium (Mg)
1.      Akibat Kekurangan Mg
Kekurangan jarang terjadi karena makanan. Defisiensi pada alkoholisme dengan sirosis dan penyakit ginjal yang berat. Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin) juga dapat menyebabkan kekurangan Mg. Kekurangan Mg berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.
2.      Akibat Kelebihan Mg
Akibat kelebihan Mg biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal. Kelebihan magnesim dalam jangka panjang sama dampaknya dengan kekurangan magnesium yaitu gangguan fungsi saraf (neurological distrubances). Gejala awal kelebihan magnesium adalah mual, muntah, penurunan tekanan darah, perubahan elektro kardiografik dan kelambanan refleks.
· Sulfur (S)
1.      Akibat Kekurangan S
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein.
2.      Akibat Kelebihan S
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada hewan yang akan menghambat pertumbuhan.





BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Mineral merupakan bagian  dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
. Mineral merupakan bahan anorganik dan bersifat esensial.
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan. mineral yang jumlahnya relatif tinggi (>0,05% dari berat badan) di dalam jaringan tubuh atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah >100 mg sehari. Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05% dari berat badan atau dibutuhkan tubuh dalam jumlah <100 mg sehari.
Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, dan magnesium. Sedangkan unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molibdenum, kobalt, khromium, silikon, vanadium, nikel, arsen dan fluor. Elemen mineral yang belum pasti diperlukan atau tidaknya oleh tubuh tetapi terdapat bukti partisipasinya dalam beberapa macam reaksi biologis adalah : barium (Ba), timah putih (Sn), Fluor (F), bromium (Br), sintronitium (Sr) dan kadmium (Cd). Sedangkan metaboliknya adalah: emas (Au), perak (Ag), almunium (Al), air raksa (Hg), bismuth (Bi), gallium (Ga), timah hitam (Pb), bron (B), litium (Li), antimon (Sb) dan 20 elemen lainnya.
Sumber-sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral daripada makanan nabati.
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut:
1.    Mempertahankan keseimbangan Asam-basa, memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaa mineral pembentuk asam (acid forming elements), yaitu Cl, S dan P dan mineral pembentuk basa (base forming elements), yaitu Ca, Mg, K, dan Na.
2.    Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
3.    Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam vitamin B12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim tubuh/ sebagai kofaktor
4.    Membantu memelihara keseimbangan air tubuh
5.    Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh
6.    Sebagai bagian cairan usus
7.    Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya
III.2 Saran
Setelah menguraikan penjelasan mengenai mineral makro, kami sebagai penulis menyarankan kepada para pembaca untuk mengkonsumsi mineral makro sesuai dengan kebutuhan tubuh kita agar kita dapat terhindar dari berbagai penyakit yang akan menyerang.




DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar