“Kurasakan air mata ini
kembali menyuburkan bunga cinta di taman hati. Kupersembahkan indah
mekarnya untukmu, dinda. Semerbaknya begitu harum, bukan?”
*****
>>Saat itu. . .
Aku sudah mengenalmu karena memang engkau adalah tetangga dekatku.
Olehku, benar-benar tak terbayang bahwa engkau kan menjadi kekasih
hatiku yang terajut oleh untaian tali pernikahan. Jujur terakui, wajahmu
tak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar