Cerita Dewasa: Kehangatan dalam Kegelapan - Apa yang aku tulis disini adalah benar-benar yang terjadi dalam kehidupanku. Sengaja aku kirimkan cerita dewasa ini melalui email ke pemilik situs ini untuk diceritakan kepada pembaca. Dan semoga melalui cerita ini, ganjalan dalam hatiku sedikit lega dan juga Anda terhibur.
Awal cerita dewasa ini terjadi sekitar pertengahan tahun 2011 dimana saat itu aku masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang favorit. Aku mendapatkan bea siswa karena memang otakku tergolong encer. Bukan bermaksud ingin sombong tapi memang begitulah adanya. Aku memang sering menghabiskan waktuku untuk membaca dan mengerjakan tugas tugas sekolahku dibanding mengenal tentang hubungan dengan lwan jenis atau pacaran. Mungkin karena inilah yang menjadikanku kuper.
Aku adalah seorang pria jomblo 21 th dengan tinggi 172 cm berat 71 kg yang sedang kuliah di salah satu PTN di kota "S". Aku tinggal disebuah rumah kos yang ditempati oleh beberapa penghuni kos yang telah berkeluarga dan juga ada yang masih kuliah juga sama sepertiku. Kalau dibandingkan dengan teman-temanku, aku termasuk anak yang pemalu alias kuper (kurangpergaulan). Hal ini membuatku lebih betah berada di kosanku dari pada harus keluar rumah tanpa tujuan. Sesekali aku juga sering menonton film atau membaca cerita dewasa untuk sekedar mengisi waktuku sambil berhayal.
Kos paling depan dengan nomer 3 detempati seorang wanita muda sekitar 24 tahun bernama Ratih dengan tinggi badan sekitar 160 berat 50 kg yang bersuamikan seorang supir bis malam tetapi sudah7 tahun belum dikarunia seorang anak. Suami Mbak Ratih sendiri jarang pulang karena bis yang dimeudikannya adalah Bis antar pulau. Paling cepat suaminya pulang seminggu sekali dan itupun paling cuman sehari dirumah terus kembali kerja lagi.
Sedangkan disebelahnya lagi kamar dengan nomor 4 ditempati oleh seorang wanita berusia sekitar 29 tahun dengan tinggi badan sekitar 165 berat 60 kg yang sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 7 dan 5 tahun yang semuanya perempuan, ia bernama Veni. Nah, dari sinilah semua cerita dewasa ini berawal.
Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni kos sibuk dibelakang, ada yang mandi dan juga ada yang mencuci. Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 3 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur tradisional (air harus diangkat ke kamar mandi, maklum yang punya rumah belum punya Pompa air). Dan disebelah kamar mandi tersebut terdapat dapur umum yang biasa digunakan untuk penghuni kos. Aku sendiri sudah terbiasa mandi paling pagi karena takut jadwal kuliahku terlambat.
Pagi itu sehabis mandi aku mencoba menyalakan TV dikamarku dan sedang asiknya akuk nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi. Mulanya sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga aku dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku,dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Ratih yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu. Mbak Ratih yang sedikit kurus ternyata memiliki body yang sangat indah sekali untuk orang yang sudah menikah karena bentuknya masih sangat kencang.
Aku terus mengamati dari balik celah pintu, tanpa kusadari Akupun dibuat kebingungan dan berhayal sendiri. Semenjak kejadian itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya,aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak Ratih.
Hari itu adalah hari libur karena minggu, dan aku sedikit kesiangan bangunnya. Ketika aku keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Veni yang sedang ribut dengan suaminya. Mbak Veni bertengkar hebat dengan suaminya (seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi. Keesokan harinya Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya.
Malam itu sekitar jam 7, aku baru akan mandi karena hari ini aku begitu malas, begitu juga dengan Mbak Veni. Setelah selesai aku langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Keluar dari kamar mandi aku langsung menuju ke dapur untuk membuat minuman hangat. Dan sesekali aku melirik ke pintu kamar mandi yang digunakan Mbak Veni karena pintu kamar mandi tersebut berhadapan dengan tempat aku membuat Teh.
Sesaat setelah Teh yang aku buat selesai tiba-tiba lampu padam. Dengan hati hati aku berjalan sambil membawa minuman dan Diluar dugaanku ternyata aku menabrak sesuatu yang ternyata adalah Mbak Veni yang keluar dari kamar mandi. Keadaan waktu itu sangat gelap sehingga kami saling bertubrukan. Menerima tubrukan itu, Mbak Veni hampir jatuh dibuatnya.
Dan aku sendiri tersiram minuman yang baru saja aku buat. Sekujur tubuhku basah oleh minuman yang belum sempat aku nikmati ini. "Aduh, maaf mbak... saya ga ngeliat" ucapku dengan kagetnya..
"maaf juga mas, Mbak juga ga ngeliat.. habis gelap banget sih..", Jawab mbak Veni.. Iya iya mbak.. ya sudah, ini aku coba bereskan dulu..
"Iya iya Mas.. maaf banget ya, mbak ga tahu soalnya" lanjut mbak Veni sambil berjalan pelan menuju kamarnya dengan hanya mengenakan handuk dililitkan di badannya.
Akupun segera membereskan tempat tersebut dan dilanjutkan dengan mandi lagi karena tersiram Kehangatan Teh dalam kegelapan malam ini. Readmore..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar